Freelancer IRT Dapat Klien Perusahaan: Gimana Susahnya?
Freelancer dengan latar belakang IRT atau ibu rumah tangga semakin banyak di Indonesia. Mereka bekerja serabutan dari rumah agar tetap produktif menghasilkan uang.
Pekerjaan yang dilakukan juga beragam bisa berganti ganti setiap bulan jika ibu rumah tangga tersebut memiliki banyak bidang yang dikuasai.
Banyak bidang freelance yang sedang hype pada saat ini, contohnya skill edit video dan gambar, host live streaming, admin social media, penerjemah, penulis artikel, dan masih banyak lagi.
Jika belum mempunyai klien atau long term project dengan kontrak maka freelancer harus mencari klien baru jika sebuah short term project selesai. Long term project durasinya bisa 6 bulan hingga 5 tahun, jadi enak karena lama dan bisa dapat penghasilan tetap tiap bulan.
Baca juga: Tips dan Trick Loker Freelance
Sementara short term project durasinya hanya 3 hari hingga paling lama cuma 3 bulan. Nah setelah itu harus cari klien lagi supaya tetap ada pemasukan.
Freelancer IRT bisa bertemu dengan klien perorangan atau perusahaan yang meminta edit video. Perlakuan terhadap kedua jenis klien tersebut bisa saja berbeda. Jika klien perorangan mungkin tidak serumit klien perusahaan yang mempunyai birokrasi cukup panjang.
Kesulitan Yang Ditemui Freelancer IRT Ketika Mendapatkan Klien Perusahaan
Seorang freelancer IRT yang terbiasa mendapatkan klien perorangan kemudian bertemu dengan klien perusahaan biasanya akan menemukan sedikit kesulitan.
Kesulitan tersebut dalam berbagai hal dan seorang freelancer IRT harus bisa menyesuaikan diri supaya hasil kerja bisa maksimal. Berikut ini beberapa kesulitan yang ditemukan seorang freelancer IRT ketika mendapatkan klien perusahaan:
- Jam kerja. Jika mendapatkan project dari klien perusahaan maka seorang freelancer harus memperhatikan jam kerja. Contohnya jam kerja senin-jumat 08.00-17.00, Maka selain jam tersebut klien akan slow respon bahkan tidak akan menjawab email atau chat mengenai project
- Kualitas pekerjaan. Klien perusahaan akan lebih detail dalam memeriksa hasil kerja. Tergantung jenis project ya. Contoh kalau klien perorangan pada project artikel website hanya akan memperhatikan jumlah kata, judul, dan deadline. Sebaliknya klien perusahaan akan dengan detail melihat kata demi kata dalam sebuah artikel
- Pembayaran. Sebuah perusahaan mempunyai prosedur dalam membayar sebuah project. Pembayaran tidak bisa dilakukan setelah pekerjaan selesai. Biasanya H+1 karena mereka perlu pengajuan dan diskusi dengan atasan
- Proses review. Karena kulitas pekerjaan diperhatikan, maka proses review juga akan lama. Contoh dalam project edit video klien durasi 30 detik, perusahaan bisa butuh waktu 2-3 hari untuk menyelesaikan review karena ada pekerjaan lain milik mereka yang juga mengantri untuk direview
- Fee. Upah atau gaji yang diterima freelancer disini beragam. Ada yang dengan harga rendah, ada pula yang tinggi. Fee bisa rendah karena perusahaan melakukan riset terlebih dahulu terkait fee freelance dan mempertimbangkan keadaan keuangan.
- Perlu adanya meeting Zoom. Jika klien perorangan biasanya mendiskusikan project menggunakan WA sudah cukup. Namun, ada klien perusahaan yang memberikan brief pekerjaan via meeting Zoom dengan beberapa orang karyawannya.
Beberapa poin di atas tidak bisa demua klien perusahaan mempunyai ciri khas yang seperti itu. Tetapi pasti sangat berbeda rasanya ketika mendapatkan klien perusahaan dan perorangan.
Baca juga: Pekerjaan Freelance Saya Beserta Gajinya
Ada yang proses diskusinya alot dan ribet, tapi ada juga yang simpel karena kesibukan mereka jadi review dan revisi ditiadakan.
Yang membuat seorang freelancer IRT kesulitan dalam menangani project milik klien jenis perusahaan dikarenakan mereka sudah lama stay di rumah dan meninggalkan kebiasaan kantor. Jadi ya agak kaget pada saat mendapatkan klien perusahaan.
Juga tidak selamanya klien perorangan lebih mudah daripada klien perusahaan. Masing-masing ada plus minusnya. Tergantung pada orang-orang yang diajak kerja sama.
.jpg)
0 komentar